Intifada di Issawiya:  Satu warga meninggal dan puluhan lainnya luka-luka dalam bentrok dengan pasukan Israel

Bulan Sabit Merah menjelaskan  bahwa pihaknya telah menangani 80 korban luka-luka. 37 diantaranya terluka akibat peluru karet. IDF juga sempat menghambat masuk ambulance Bulan Sabit Merah yang berupaya menyelematkan korban.

BY 4adminEdited Sat,29 Jun 2019,01:10 PM

Al-Quds, SPNA - Warga Palestina di wilayah Issawiya di Al-Quds, Sabtu malam (28/06/2019) melakukan aksi initifada membalas kematian  Mohammed Samir Ubaid, warga Palestina yang gugur ditembak IDF dan jasadnya masih disita. 

Dilansir Maannews,  konfrontasi panas antara pendemo Palestina dan Pasukan Pendudukan Israel  (IDF) juga terjadi di Kamp Shu'afat serta  Jabal Mukabber.

Ubaid dilaporkan meninggal Kamis lalu akibat ditembak mati IDF dalam bentrok yang terjadi di kota Issawiya. IDF juga sempat menyerbu rumah korban.

Bulan Sabit Merah menjelaskan  bahwa pihaknya telah menangani 80 korban luka-luka. 37 diantaranya terluka akibat peluru karet. IDF juga sempat menghambat masuk ambulance Bulan Sabit Merah yang berupaya menyelematkan korban.

Pusat informasi Wadi Hilweh mengatakan bahwa pendemo melemparkan sejumlah petasan ke arah IDF di wilayah Be'er Ayoub.

Para pemuda juga melempar molotov, batu ke arah IDF yang menyerang warga dengan gas air mata dan peluru karet. IDF juga  menganiaya sejumlah warga di dalam ruang IGD Rumah Sakit Hadasa, dimana Mohammad Samir di rawat.

Konfontrasi di Silwan terjadi sejak hari Rabu saat pasukan IDF bersenjata lengkap Issawiya. Sejumlah warga mengalami sesak nafas,  memar dan patah tulang karena dipukul dengan popor senjata dan diserang gas beracun.

Minggu lalu, IDF sudah memasang palang di seluruh gerbang wilayah di Al-Quds bagian timur tersebut.

Pemerintah Israel di Yerusalem sebelumnya dilaporkan akan menggusur sejumlah Palestina di wilayah  Issawiya untuk membangun taman Yahudi.

Lembaga HAM Palestina menjelaskan bahwa penggusuran terhadap permukiman warga dilakukan secara sengaja untuk mengurangi populasi Palestina di Yerusalem Timur.

Hal ini bukan pertama yang dilakukan Israel, sebelumnya pemerintah Yahudi tersebut juga pernah menghancurkan sejumlah rumah di wilayah Al-Bustan, di Silwan, yang berdekatan dengan Masjid Al-Aqsa.

Pada tanggal 6 Desember 2017, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meresmikan bahwa Yerusalem atau Al-Quds ibukota bagi Israel dan merelokasi Kedubesnya ke kota tersebut. Kebijakan Trump itu memberikan lampu hijau bagi Israel untuk melakukan tindakan semena-mena terhadap warga Palestina.

Langkah kontroverisal AS ditentang keras oleh PBB. Majelis Umum PBB dalam sidang darurat awal 2017, menetapkan resolusi dengan dukungan 128 negara bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, Euro-Mediterranean Human Rights Monitor (Euro-Med) Mei lalu, melaporkan bahwa Israel melakukan lebih dari 130 pelanggaran hukum terhadap rakyat Palestina di Al-Quds dalam waktu satu bulan.

Menurut laporan Euro-Med, Israel menerapkan kebijakan rasis dan pelanggaran kemanusiaan untuk memaksa rakyat Palestina angkat kaki dari kota suci Al-Quds.

(T.RS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir